Cara Membangun Komunikasi yang Sehat dengan Anak
Parenting19 Agustus 2025 12:53 WIB
Kali ini mimin mau sharing tentang hal yang sering banget jadi topik sehari-hari di rumah, yaitu komunikasi dengan anak. Jangan salah, komunikasi bukan sekadar ngobrol biasa, lho. Kadang, kita merasa sudah sering ngomong sama anak, tapi ternyata mereka tetap aja merasa nggak didengarkan. Nah, di sinilah pentingnya belajar membangun komunikasi yang sehat.
Mimin percaya, setiap anak itu unik. Mereka punya cara sendiri untuk mengekspresikan perasaan, entah lewat kata-kata, sikap, bahkan diamnya. Kadang, orang tua salah paham karena mengira diam itu berarti nurut, padahal bisa jadi anak lagi bingung atau bahkan tersinggung. Jadi, komunikasi sehat bukan cuma soal banyak ngomong, tapi juga bagaimana kita bisa nyambung dengan dunia mereka.
1. Dengarkan dengan Tulus
Pernah nggak, pas anak cerita panjang lebar, tapi kita sibuk main HP atau mikirin kerjaan? Nah, ini salah satu jebakan yang bikin komunikasi jadi hambar. Anak itu peka banget, mereka bisa tahu kalau kita nggak benar-benar mendengarkan.
Coba deh, pas mereka cerita, kita hentikan sebentar aktivitas lain, tatap matanya, dan respon dengan tulus. Misalnya, kalau anak cerita tentang mainannya yang rusak, jangan langsung bilang, “Yaudah nanti beli lagi.” Lebih baik coba tanya, “Oh, kenapa bisa rusak? Kamu sedih, ya?” Dengan begitu, anak merasa dihargai.
2. Gunakan Bahasa yang Bisa Mereka Pahami
Kadang kita kebawa gaya bahasa orang dewasa yang ribet. Padahal, anak lebih mudah mengerti kalau kita pakai bahasa sederhana. Misalnya, daripada ngomong, “Jangan melakukan tindakan yang membahayakan dirimu,” lebih baik bilang, “Jangan lari-lari di situ, nanti jatuh.”
Bahasa yang simpel bikin anak lebih cepat tangkap maksud kita, dan mereka juga nggak merasa digurui. Komunikasi jadi lebih cair dan natural.
Baca juga: Anak Terlalu Sering Dipuji Waspadai Risiko Gangguan Emosional
3. Hindari Nada Menghakimi
Mimin tahu, kadang orang tua suka kesal kalau anak bandel atau bikin ulah. Tapi, kalau komunikasi kita selalu pakai nada marah atau menghakimi, anak bisa merasa tertutup. Misalnya, dibanding bilang, “Kamu ini nakal banget sih!” lebih baik coba, “Mimin lihat kamu tadi lempar mainan, ada yang bikin kamu kesal, ya?”
Dengan cara ini, anak belajar mengenali emosinya sendiri dan bisa terbuka tentang apa yang mereka rasakan.
4. Jadilah Teman Cerita
Anak-anak butuh merasa aman buat bercerita apa saja, bahkan hal-hal sepele sekalipun. Kalau mereka curhat soal temannya yang nggak mau main bareng, jangan diremehkan dengan jawaban, “Ah, gitu doang.” Buat mereka, itu hal besar.
Nah, di sini peran kita untuk jadi teman cerita. Kalau kita biasakan anak merasa didengar sejak kecil, mereka akan terbiasa terbuka sampai besar nanti. Bayangin deh, betapa nyamannya punya anak yang mau cerita tentang masalah remajanya, dibanding mereka diam-diam curhat ke orang lain yang belum tentu bisa dipercaya.
Baca juga: Cara Efektif Menemukan Bakat Anak Sejak Usia Dini
5. Tunjukkan Empati, Bukan Hanya Solusi
Orang tua biasanya refleks pengen cepat-cepat kasih solusi. Anak jatuh, kita langsung bilang, “Udah jangan nangis, bangun lagi.” Padahal, sebelum kasih solusi, coba dulu tunjukkan empati: “Aduh, pasti sakit ya jatuhnya. Mau dipeluk dulu nggak?”
Dengan begitu, anak belajar bahwa emosinya itu valid dan dihargai. Solusi tetap penting, tapi empati harus jadi yang pertama.
6. Konsistensi Itu Penting
Komunikasi yang sehat juga butuh konsistensi. Kalau kita bilang mau dengarkan anak, ya lakukan terus, bukan cuma sekali-dua kali pas lagi mood. Anak belajar dari pengalaman sehari-hari, bukan dari nasihat panjang kita.
Baca juga: Aurel Hermansyah Bagikan Pengalaman Bermain dengan Anak dan Pentingnya Peran Orangtua
7. Jangan Lupa Humor!
Nah, ini yang sering dilupakan. Komunikasi nggak harus selalu serius. Kadang, selipkan humor kecil bisa bikin suasana jadi cair. Anak jadi lebih santai untuk ngobrol, dan kita pun nggak merasa tegang terus-terusan.
Penutup
Membangun komunikasi sehat dengan anak itu memang butuh proses. Nggak ada yang instan, tapi hasilnya luar biasa. Anak yang terbiasa berkomunikasi dengan sehat akan tumbuh jadi pribadi yang percaya diri, terbuka, dan punya hubungan baik dengan orang tuanya.
Mimin yakin, setiap orang tua pasti pengen yang terbaik buat anak. Jadi, yuk kita coba mulai dari hal-hal kecil: mendengarkan, memahami, dan menghargai. Kalau bukan kita yang jadi tempat nyaman mereka, siapa lagi?
SribuLink.